Jum’at (9/6) kelompok marcing band Pondok Pesantren Sulamul Huda Siwalan genjot latihan. Bukan tanpa alasan, pasalnya pada Sabtu (17/6) mereka akan ikut serta memeriahkan acara bersih desa di desa Siwalan. Antusiasme tim marcing band dalam proses latihan terlihat dari kelihaian mereka dalam memainkan alat musik, kesesuaian dengan irama dari lagu yang dibawakan, serta semangat, dan siap menerima arahan dari tim pelatih. Tak hanya itu, kekompakan juga terbangun antara santri dan pelatih.

Lagu inti yang dimainkan oleh kelompok marcing band ini adalah Ya Zahro’ yang sempat dipopulerkan oleh Haddad Alwi dan Sulis di era 90’an. Seperti biasa, sebelum memulai memainkan lagu, sebagai pemanasan awal tim marcing band memainkan Mars Batas yang dipimpin oleh Gitapati. Keahlian sang mayoret dalam memainkan atraksi tongkat juga membuat tampilan semakin meriah. Meskipun mereka berlatih di tengah-tengah ujian penilaian akhir semester yang sedang berlangsung, hal itu tak memengaruhi semangat mereka untuk giat berlatih setiap sore sehabis salat asar.

Acara Bersih Desa merupakan acara rutin tahunan yang dilakukan oleh masyarakat desa Siwalan. Tujuan dari acara tersebut adalah untuk memohon keselamatan dan perlindungan dari mara bahaya dan sebagai sarana syukuran paska tanam. Acara bersih desa dilaksanakan setiap bulan selo atau bulan Dzul Qo’dah, masyarakat jawa biasa menyebutnya dengan tradisi selan. Adapun rangkaian acara bersih desa dimulai dengan ziarah dan do’a bersama di makam sesepuh desa atau pembabat desa, setelah itu diadakan kenduri oleh seluruh warga. Rangkaian selanjutnya adalah kirab budaya yang diikuti oleh seluruh masyarakat desa Siwalan, mulai dari orang dewasa sampai anak-anak.

Yang tak kalah menarik dari acara ini adalah adanya tradisi purak mbumen atau berebut tumpeng yang di buat dengan Menyusun bertingkat sayuran dan buah-buahan hasil bumi. Penutupan rangkaian acara ini dengan mempersembahkan penampilan tari Reog Ponorogo yang dilengkapi dengan Klonosewandono, Tari Warok dan Pujangganong.

Antusiasme masyarakat terlihat sejak sebelum acara dilaksanakan, mereka sering berlatih siang dan malam demi menampilkan penampilan yang indah dan berkesan di hati masyarakat. Tak hanya masyarakat desa, santri di pondok Sulamul Huda ikut berpartisipasi dalam mempersiapkan penampilan yang akan di tampilkan pada Kirab Budaya. Adanya kolaborasi yang baik antara religi dan budaya akan menghadirkan akulturasi yang seimbang serta harus dilestarikan oleh generasi selanjutnya. Elemen budaya terlihat berkembang pesat di desa Siwalan, sama halnya dengan kesadaran beragama yang selalu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Latihan yang dipandu oleh Najwatum Muhimmatussofi santri kelas 5 KMI selaku Pengurus Organisasi Pelajar ternyata membawa efek positif bagi tim marcing band. “Tidak ada hasil yang maksimal jika tidak dilalui dengan proses yang maksimal juga, dan tidak ada hasil tanpa usaha. Kalua kita tidak serius maka apa yang kita tampilkan tidak akan berkesan bagi masyarakat” ujarnya Najwa saat melatih anak didiknya.

Pondok pesantren Sulamul Huda berkontribusi untuk mengembangkan bakat dan minat santri. Marcing Band merupakan salah satu ekstrakurikuler yang dikembangkan oleh lembaga. Program ini diharapkan mampu menumbuhkan kemampuan para santri, khususnya dalam bidang musik. Kekompakan dan kepaduan setiap komponen dalam bermain alat drumband menjadi nilai tambah yang akan dipetik para santri dalam ekstrakurikuler ini.

Pewarta: Nahwa Faadlil Basya

Leave a Comment